Dalam sejarah perkembangan Kerajaan
Wajo, kawasan ini mengalami masa keemasan pada zaman La Tadampare Puang Ri Maggalatung Arung Matowa, yaitu raja Wajo ke-6 pada abad ke-15. Islam diterima sebagai agama resmi pada
tahun 1610
saat Arung Matowa Lasangkuru Patau Mula Jaji Sultan
Abdurrahman memerintah. Hal itu terjadi setelah
Gowa,
Luwu dan Soppeng terlebih dahulu memeluk agama Islam.
Home » Archives for 2012
Perkembangan Kerajaan Wajo
Diposting oleh Halim Lpu on Kamis, 13 September 2012
Sejarah wajo
Diposting oleh Halim Lpu
Kebesaran tanah
Wajo pada masa dahulu, termasuk kemajuannya di bidang pemerintahan,
kepemimpinan, demokrasi dan jaminan terhadap hak-hak raknyatnya. Adapun konsep
pemerintahan adalah :
Pribahasa Bugis
Diposting oleh Halim Lpu
tEpEtuu mao ePeG, tEpolo msElomoea.
Teppettu maoompennge’, teppolo
massellomoe’.
(Tak akan putus
yang kendur, tak akan patah yang lentur).
- Artinya: Peringatan agar bijaksana menghadapi suatu permasalahan. Toteransi dan tenggang rasa perlu dipupuk supaya keinginan tercapai tanpa kekerasan.
Arti Lambang wajo
Diposting oleh Halim Lpu
I.
POHON BAJO
a.
Bertangkai/cabang tiga ialah bentuk
asal daerah Kabupaten Wajo yang terdiri dari tiga
Filosofi, Etika dan Etos Kerja orang wajo
Diposting oleh Halim Lpu
1.
FILOSOFI
Filosofi pemerintahan dan kemasyarakatan wajo yang tercermin pada kedalaman kearifan budaya dan moral masyarakat wajo yang sejak 600 tahun yang lalu yaitu seajack wajo lahir pada tanggal 29 maret 1399, kemudian mengkristal pada tiga kata yang selanjutnya disebut dengan filosofi 3 S ,yaitu sipakatau ,sipakalebbi,sepakainge. Filosofi ini menjadi satu tatanan yang terpisahkan satu samalain.
Filosofi pemerintahan dan kemasyarakatan wajo yang tercermin pada kedalaman kearifan budaya dan moral masyarakat wajo yang sejak 600 tahun yang lalu yaitu seajack wajo lahir pada tanggal 29 maret 1399, kemudian mengkristal pada tiga kata yang selanjutnya disebut dengan filosofi 3 S ,yaitu sipakatau ,sipakalebbi,sepakainge. Filosofi ini menjadi satu tatanan yang terpisahkan satu samalain.
Karakteristik Daerah
Diposting oleh Halim Lpu
Kabupaten Wajo berada pada ketinggian antara 0.s.d. 500 meter dari atas permukaan daerah 3 dimensi yang memiliki sumberdaya alam dengan yang terbagi atas:
Topografi dan Kelerengan
Diposting oleh Halim Lpu
Topografi di Kabupaten Wajo
mempunyai kemiringan lahan cukup bervariasi mulai dari datar, bergelombang
hingga berbukit. Sebagian besar wilayahnya tergolong datar dengan kemiringan
lahan/lereng 0 – 2 % luasnya mencapai 212,341 Ha atau sekitar 84 %, sedangkan
lahan datar hingga bergelombang dengan kemiringan / lereng 3 – 15 % luas 21,116
Ha (8,43%), lahan yang berbukit dengan kemiringan / lereng diatas 16 – 40 %
luas 13,752 Ha (5,50 %) dan kemiringan lahan diatas 40 % (bergunung) hanya
memiliki luas 3,316 Ha (1,32%).
nama kecamatan di wajo
Diposting oleh Halim Lpu
Kondisi Geografis
Diposting oleh Halim Lpu
Kabupaten
wajo dengan ibu kotanya Sengkang, terletak dibagian tengah Provinsi Sulawesi
Selatan dengan jarak kurang lebih 250 km dari Makassar Ibukota Provinsi
Sulawesi Selatan, memanjang pada arah laut Tenggara dan terakhir
merupakan selat, dengan posisi geografis antara 3º 39º - 4º 16º LS dan 119º
53º-120º 27 BT.
peninggalan sejarah di wajo
Diposting oleh Halim Lpu
1. Messid Tello,e dan Makam Assyiekh Al-Habib Jamaluddin Al-Akbar Al-Husein
Mesjid kuno tosora merupakan mesjid yang dibangun sekitar tahun 1621 oleh Syeckh Jamaluddin Akbar Husain yang diduga oleh penduduk setempat punya hubungan darah dengan Nabi Muhammad S.A.W
Salah satu peninggalan sejarah dari puluhan peninggalan sejarah lainnya dikabupaten wajo yang yang masuk dalam cagar budaya menjadi sejarah nasional adalah mesjid kuno yang berada didesa Tosora Kecamatan Majauleng.